Rabu, 23 September 2009

J-Rocks in Three Years



9 November 2003, untuk pertama kalinya Jakarta Rockstars atau lebih dikenal dengan sebutan J-RockS atau JRS, memainkan musik mereka di depan orang lain selain mereka berempat. Tak lama berselang, di awal 2004 mereka mencoba ikut berkompetisi dengan band – band indie Bandung di event Nescafe Get Started [karena event ini tidak diadakan di Jakarta, maka terpaksa mereka ke Bandung]. Setelah berhasil menjuarai festival ini, mereka digaet oleh pihak Aquarius untuk rekaman, dan Juli 2005 lahirlah album perdana mereka “Topeng Sahabat” walau mungkin kurang booming di pasaran, dan belum berhasil mendapatkan penghargaan, tapi sebenarnya album ini patut diacungi jempol, karena keberanian Iman Cs mendobrak pasar musik Indonesia dengan aliran musik yang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap baru dan biasanya peminat – peminatnya muncul dari kalangan komunitas – komunitas kecil penyuka budaya Jepang, ya..musik yang mereka bawakan adalah Japanese rock.

Beranggotakan 4 cowok – cowok skillful, Iman Taufiq Rahman [vokalis+gitaris kelahiran Jakarta, 19 Juli 1982], Sony Ismail Robbayani [gitaris kelahiran Jakarta, 24 September 1983], Swara Wima Yoga [basis kelahiran Jakarta, 29 November 1981], dan Anton Rudi Kelces [drummer kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1982]. J-RockS tidak hanya digemari karena kepiawaian personelnya dalam memainkan alat musik, mencipta lagu, dan menyelipkan aransemen – aransemen unik hasil keisengan mereka di setiap live performance mereka, tapi juga karena modal tampang mereka yang bisa dibilang sangat lumayan.

Satu dari keunikan band ini yang sebenarnya sangat nyata tapi muingkin kurang diketahui oleh publik awam adalah kenyataan bahwa band ini selain mempunyai jajaran fans setia, juga mempunyai jajaran penghujat setia alias anti JRS. Para anti JRS membenci JRS dengan satu alasan utama, yaitu musik mereka terlalu dekat dengan L’Arc~en~Ciel atau Laruku, band rock besar di Jepang yang telah berumur 12 tahun lebih tua. Bahkan lebih parah dari itu, mereka dicap sebagai plagiator Laruku, baik dari segi musik hingga style mereka. Dan sering para anti JRS mengidentikkan personel JRS dengan personel Laruku pada posisi yang sama, seperti Sony dengan Ken [gitaris Laruku], Wima dengan Tetsu [basis], Anton dengan Yuki [drummer], dan yang tampaknya paling sering dicecar oleh tudingan adalah Iman yang dianggap sangat "Hyde wannabe", dari segi style, gaya bermusik, bahkan suara falsetto Iman selalu dikait – kaitkan dengan vokalis Laruku yang walaupun telah berumur tapi masih terlihat sangat imut itu. Semua tudingan kemiripan itu ditanggapi Iman selaku vokalis juga frontman JRS dengan adem ayem, dan menurutnya kesamaan – kesamaan seperti itu adalah sesuatu yang wajar di dunia musik, secara nada hanya ada 7, dan JRS sendiri [terutama Iman] adalah fans dari Laruku.

Beruntung perdebatan antara para fans dan anti ini hanya terjadi di forum – forum, Friendster, imel dan milis – milis dunia maya. Kalaupun terbawa ke dunia nyata, itu hanya sebatas pertengkaran mulut yang tidak sampai terbawa ke perkelahian massal. Kalau saja hal itu sampai terjadi, pastinya akan sangat lucu, karena para artis yang diributkan toh tenang – tenang saja dan tidak pernah ada kejadian saling menuding ataupun sampai tuntut – menuntut, terutama dari pihak Laruku.

Lepas dari semua fenomena unik itu, J-RockS sebenarnya dapat menjadi aset dan duta bagi para Japanese freaks untuk memasyarakatkan musik – musik beraroma Jepang, terutama dari aliran Japanese rock, serta style Japanese dalam hal fashion. Karena tidak bisa dipungkiri, setiap orang yang tertarik dengan JRS, pasti ujung – ujungnya akan mulai melirik ke musik – musik berbau Jepang lainnya, dan lalu mulai melirik style jejepangan.

Dan kini menginjak di tahun ke-tiga-nya, JRS makin mantap mengusung genre Japanese rock yang dipadu dengan nuansa jazz, blues, punk, grunge, sesuai dengan musik favorit para personelnya. Di bawah label Aquarius Musikindo, dan bersama dengan band Garasi dalam satu manajemen yang sama, JRS makin mendapat tempat di hati para anak muda pecinta musik rock. Menyambut tahun ketiga nya ini, JRS sudah berancang – ancang untuk segera merilis album keduanya, yang konon kabarnya akan lebih sarat nuansa jazz, dan penggarapan lagunya tak lagi melulu oleh Iman, tapi merata oleh seluruh personelnya.

Bagaimana nasib album kedua J-RockS nantinya, akankah masih sarat dengan nuansa kemiripan dengan Laruku, atau justru malah mampu meluluhkan hati para anti JRS? Apapun hasilnya kita tunggu saja. Namun, bagaimanapun J-RockS, dimata para J-Rockstars, mereka tetaplah idola yang akan selalu dipuja bukan hanya karena skill para personel, tapi juga karena kerendahan hati para personelnya. Dan seperti apapun komentar miring para anti JRS, JRS akan tetap bermusik secara jujur, seperti komentar Anton sang drummer pada suatu acara meet and greet, “Dan J itu bisa berarti jujur..karena kami main musiknya jujur...

0 komentar:

 

Design By:
SkinCorner